Pedagang pakaian bekas impor atau cakar di Pasar Malam Senggol, Kota Parepare, Sulawesi Selatan meradang. Hal ini menyusul adanya larangan pemerintah terkait perdagangan pakaian bekas impor atau thrifting. Salah satu pedagang pakaian bekas impor di Pasar Malam Senggol, Hendra mengaku berjualan cakar untuk menafkai keluarga. "Terkait larangan itu, pemerintah sebelumnya tidak melakukan riset kepada pedagang di daerah. Apa yang mau kami kerjakan selain menjual pakaian bekas. Kami turun temurun sudah jadi pedagang cakar," katanya, Senin (20/2023). Baca juga: Soal Pelarangan Impor Pakaian Bekas, Pecinta Thrifting di Semarang Minta Pemerintah Perbaiki Brand Lokal Menurutnya, kualitas pakaian bekas impor lebih baik dibandingkan produk lokal. Sehingga warga enggan membeli produk lokal. "Kami bukannya tidak mau menjual produk dalam negeri. Tapi tidak ada yang mau beli karena kualitas," ungkapnya. Pedagang cakar lainnya, Ibrahim, mengungkapkan hal yang sama. Ia mengaku sudah 28 tahun lebih berdagang cakar. "28 tahun saya berjualan cakar, dari pakaian, sepatu dan tas impor. Belum ada yang komplain merasakan gatal-gatal setelah memakai cakar, "ujar Ibrahim.
insun blog
Diberdayakan oleh Blogger.
About Me
Jumlah Pengunjung
Followers
Blog Archive
Cari Blog Ini
efk anim
Pages
Kursor
Time
Menu
Salju
Blogger templates
Blogger templates
MUSIK
Blogger templates
Blogroll
Pages - Menu
About
Weekly post
-
Pedagang pakaian bekas impor atau cakar di Pasar Malam Senggol, Kota Parepare, Sulawesi Selatan meradang. Hal ini menyusul adanya larangan p...
Langganan:
Postingan (Atom)
"Kami Bukannya Tidak Mau Menjual Produk Dalam Negeri, tapi Tidak Ada yang Mau Beli karena Kualitas"
Pedagang pakaian bekas impor atau cakar di Pasar Malam Senggol, Kota Parepare, Sulawesi Selatan meradang. Hal ini menyusul adanya larangan p...
TULISAN
Total Pageviews
Popular Posts
-
Pedagang pakaian bekas impor atau cakar di Pasar Malam Senggol, Kota Parepare, Sulawesi Selatan meradang. Hal ini menyusul adanya larangan p...
Sample
Blog Archive
- Maret 2023 (1)